Datos personales

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Mengenal Apa Itu Manajemen Proyek

Mengenal Manajemen Proyek
 http://www.borobudur-training.com/images/Project-management.jpg        
A. Pengertian
      Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi) , dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan  produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen  pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen stategis yang spesifik.
          Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keslametan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan.

B. Sejarah 
      
      Tidak ditemukan sumber yang pasti mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya. Namun, bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid raksasa di kota Mesir. Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadahan, merupakan bukti yang paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek pada masa lalu. Pembangunan piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam pembangunannya. Dan sejarah pun mencatat bahwa bangsa Indonesia juga mempunyai catatan gemilang dalam Manajemen Proyek, salah satunya adalah Borobudor yang dibangun pada kurun waktu antara 760 dan 830 AD pada masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah.
       Sebagai sebuah dispilin keilmuan, Manajemen Proyek dikembangkan dari beberapa bidang aplikasi termasuk didalamnya konstruksi sipil, teknik rekayasa, dan juga aktivitas di bidang HANKAM (pertahanan-keamanan). Manajemen Proyek telah diterapkan dari awal perabadan manusia. Di antaranya misalnya Vitruvius (1 abad SM), Christopher Wren (1632-1723), Thomas Telford (1757-1834) dan Isambard Kingdom Brunel (1806-1859).
Kemudian baru pada tahun 1900 an Manajemen Proyek dengan proses sistematiknya diterapkan pada proyek rekayasa yang kompleks. Dua tokoh yang fenomenal dari manajemen proyek. Adalah Henry Gantt, disebut ayah dari teknik perencanaan dan kontrol  yang terkenal dengan penggunaan tentang Gantt chart sebagai alat manajemen proyek;. dan kemudian Henri Fayol untuk ciptaan-Nya dari 5 fungsi manajemen yang membentuk dasar dari tubuh pengetahuan yang terkait dengan proyek dan manajemen program. Gantt dan Fayol, keduanya adalah mahasiswa Frederick Winslow Taylor untuk memperdalam teori manajemen ilmiah. Karyanya adalah pelopor alat manajemen proyek modern termasuk rincian struktur kerja (WBS - Work Breakdown Structure) dan alokasi sumber daya.
Tahun 1950 menandai awal era Manajemen Proyek modern datang bersama-sama dengan bidang Rekayasa Teknis (Enjinering) sebagai satu kesatuan. Manajemen proyek menjadi dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang berbeda yang timbul dari disiplin ilmu manajemen dengan model rekayasa Di Amerika Serikat. Sebelum tahun 1950-an secara garis besar, proyek dikelola dengan menggunakan Grafik Gantt, sebagai suatu alat dan teknik informal. Pada saat itu, dua model penjadwalan proyek dengan model matematis sedang dikembangkan. Yang pertama adalah Metode Jalur Kritis (CPM - Critical Path Method) yang dikembangkan pada suatu proyek sebagai usaha patungan antara DuPont Corporation dan Remington Rand Corporation untuk mengelola proyek-proyek pemeliharaan tanaman. Dan yang kedua adalah "Evaluasi Program dan Tinjauan Teknik" (atau PERT - Program Evaluation and Review Technique), dikembangkan oleh Booz Allen Hamilton sebagai bagian dari Angkatan Laut Amerika Serikat (dalam hubungannya dengan Lockheed Corporation) dalam pengembangan Program rudal kapal selam Polaris; Perhitungan teknik matematis ini kemudian cepat menyebar ke perusahaan-perusahaan swasta untuk diterapkan. Dalam waktu yang sama, model penjadwalan-proyek juga sedang dikembangkan, teknik menghitung biaya proyek, manajemen biaya, dan ekonomi teknik terus berkembang, dengan kepeloporannya oleh Hans Lang dan lain-lain.
Pada tahun 1956, American Association of Cost Engineers (AACE), yang sekarang disebut AACE Internasional; Asosiasi Internasional untuk ahli Teknik Biaya yang pada awalnya dibentuk oleh praktisi manajemen proyek dan spesialisasi terkait dengan perencanaan dan penjadwalan, perkiraan biaya , dan pengenadalian jadwal proyek (Pengendali Proyek - Project Control). AACE terus bekerja sebagai perintis dan pada tahun 2006 pertama kali merilis proses yang terintegrasi untuk manajemen portofolio, program dan proyek (Total Cost Management Framework). AACE meneawarkan beberapa sertifikasi seperti CCE, PSP dan lain sebagainya.
Pada tahun 1967, International Project Management Association (IPMA) didirikan di Eropa, sebagai sebuah federasi dari beberapa asosiasi manajemen proyek nasional. IPMA memelihara struktur federal hari ini dan sekarang termasuk asosiasi anggota pada setiap benua kecuali Antartika. IPMA menawarkan Sertifikasi Tingkat Empat program yang berdasarkan Baseline IPMA Kompetensi (ICB). ICB ini mencakup kompetensi teknis, kompetensi kontekstual, dan kompetensi perilaku.
Pada tahun 1969, Project Management Institute (PMI) dibentuk di Amerika Serikat.PMI menerbitkan buku Panduan yang sering disebut dengan PMBOK Guide (Project Body of Knowledge Guide) , yang menggambarkan praktek manajemen proyek yang umum untuk "hampir semua proyek dan hampir semua waktu". PMI juga menawarkan beberapa sertifikasi seperti PMP, CAMP dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri Manajemen Proyek berkembang pada era tahun 1970-1990 an diawali dengan semakin banyaknya berkembang proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan profesional di bidang Manajemen Proyek. Salah satunya yang berdiri pertama kali adalah Project Management Institut Chapter Jakarta (yan sekarang disebut PMI - Indonesia). PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan, konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua stakeholder. Organisasi ini adalah salah satu cabang dari Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi, nirlaba profesional di seluruh dunia terkemuka.
      Dan pada tanggal 16 Juli 1999 didirikanlah Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) yang merupakan asosiasi dari para Ahli Manajemen Proyek Indonesia dan didirikan di Jakarta, sebagai salah satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini juga menawarakan sertifikasi yang betaraf nasional di Indonesia.
Dan terakhir adalah lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali Proyek Indonesia) yang didirikan pada tahun 2008 dan merupakan organisasi profesional dengan bidang pengendali proyek (Project Control).

C.FUNGSI

Prinsip Umum Manajemen Proyek

George R. Terry telah merumuskan fungsi

fungsi tersebut sebagai POAC (Planning,

Organizing, Actuating dan Controlling) :

  • Planning (Perencanaan)
  • Organizing (Pengorganisasian)
  • Actuating (Penggerakan)
  • Controling (Pengendalian)
> Planning (Perencanaan)
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna

mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan

yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi

tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).

Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang

tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing-masing.

Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :



-Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang

tersedia.

-Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya

yang tersedia.
-Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang
kongkrit.

-Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan

dan sasaran.
> Organizing (Pengorganisasian)

Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang

dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah

organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional

yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.


Dalam proses manajemen, organisasi berfungsi untuk :



-menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.

-membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.

-mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam kordinasinya.

Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun fungsional

yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :



-koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),

-koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan

-koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
 
Koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis :



Pelaksana Konstruksi : koordinasi antara General Superintendant dengan Material

Superintendant atau dengan Construction Engineer atau dengan Equipment

Superintendant.

Field Supervision Team, koordinasi antara Site Engineer dengan Quantity Engineer

atau dengan Quality Engineer merupakan koordinasi vertikal dan bersifat hirarkis.


Koordinasi horizontal dan bersifat satu level :



Pelaksanaan konstruksi, koordinasi antara Material Superintendant dengan

Construction Engineer atau dengan Equipment Superintendant merupakan.

Field Supervision Team, koordinasi antara Quantity Engineer atau dengan Quality

Engineer merupakan koordinasi horizontal dan bersifat satu level.


Koordinasi diagonal :


Koordinasi antara General Superintendant dengan Site Engineer merupakan koordinasi

horizontal dan bersifat satu level, sedangkan koordinasi antara Kepala Satuan Kerja

Pekerjaan Civil Works dengan General Superintendant atau dengan Site Engineer

merupakan koordinasi vertikal.

> Actuating (Penggerakan)


        Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan

orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan

yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan

kemampuan pimpinan kelompok untuk menggerakkan;

mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota

kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi

dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan.

> Controlling (Pengendalian)


     Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah

dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan

atau jembatan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh

konsultan melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan

konstruksinya dilakukan oleh kontraktor. Pengawas Umum (General

Superintendat) berkewajiban melakukan Pengendalian (secara berjenjang)

terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Site

Administration, Quantity Surveyor, Materials Superintendant, Construction

Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan masing-masing staf

sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas (quality

assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana

direncanakan dapat dipenuhi.



Tujuan 
  • Memahami apa itu manajemen proyek?
  • Mengetahui apa itu manajemen proyek
  • Dapat mengetahui sejarah manajemen proyek
Kesimpulan
     Kita dapat mengetahui apa itu manajemen proyek? fungsi proyek dan sejarah proyek.
Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar